Sabtu, 31 Desember 2011

Cara Kerja Motor Starter

Pada saat Starter Switch ON

, clip_image002

Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut .

Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai→terminal 50→hold in coil→massa

Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa

 

Pada saat Pinion Berkaitan Penuh

clip_image004

Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai menutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:

Baterai→terminal 50→hold in coil→massa

Baterai→main switch→terminal c→field coil→armature→massa

 

Pada saat starter Switcf OFF.

clip_image006

Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi off, dan main switch dalam keadaan
belum membuka (belum bebas dari kontak plate).Maka aliran arusnya sebagai
berikut:

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C

Field coil→armature→massa

Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C

Pull in coil→Hold in coil→massa

Sistem Starter dan Komponennya

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
Starter merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi  mekanis dan outputnya dalam kilowatt akan selalu lebih kecil dari inputnya. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah daya output pada motor starter kendaraan berat adalah merancang motor starter dengan tegangan yang lebih tinggi. Mengingat daya berbanding lurus dengan tegangan dan arus, maka apabila input arus sama, output akan meningkat ketika tegangan yang diterapkan meningkat. Dengan demikian sistem tegangan 24 volt banyak digunakan pada kendaraan dengan kebutuhan tenaga starter yang tinggi.
Komponen-Komponen pada sistem starter
image
1. Ignition Swich (Kunci Kontak): untuk memutuskan atau menghubungkan komiponen- komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan lainnya.
2. Baterai: sebagai sumber arus dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik
3. Baterai relay switch: jenis pengendali atau pengontrol arus listrik yang berguna untuk memutuskan atau menghubungkan negatif baterai body/ chasis
4. Safety Relay: untuk menghubungkan ignition switch dengan motor starter. Selain itu safety relay juga berfungsi untuk mengamankan starter dengan cara :
  • Mencegah pengaliran arus listrik ke motor starter jika starting switch diputar keposisi START apabila engine sudah hidup.
  • Secara otomatis memutus arus ke motor starter sehingga motor starter lepas (disengaged) dari engine fly wheel (setelah engine hidup) sementara starting switch masih diposisi START.
  • Untuk safety relay model lama, relay ini dapat mencegah arus mengalir ke motor starter jika starting switch diputar ke posisi START ketika motor starter berputar karena gagal menghidupkan engine.
5. Motor Starter:Fungsi untuk menghidupkan engine dengan prinsip merubah energi listrik meniadi energi mekanis. dengan komponen-komponen sebagai berikut:
  1. Pole Core: sebagai penompang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulakan dari field coil.
  2. Yoke: sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup
  3. Armature & Shaft: merubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar
  4. Brush: meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutataor.
  5. Armature Brake: pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
  6. Drive lever: mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus.
  7. Starter Clutch: memindahkan momen puntir dari armature saft kepada roda penerus sehingga dapat berputar.
  8. Magnetic Switch: menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke dari roda penerus.
  9. Gigi pinion: meneruskan daya putar starter ke mesin dengan memutarkan ring gear.
image

Sistem Pengisian Pada Mobil

Sistem kelistrikan pada mobil selain sistem pengapian dan sistem starter adalah sistem pengisian. Sistem ini merupakan sistem yang mempunyai fungsi menyediakan atau enghasilkan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai.
clip_image002[4]
Baterai pada kendaraan merupakan sumber listrik arus searah. Sifat muatannya adalah akan habis jika dipakai terus secara kontinu. Padahal keperluan arus listrik bagi perlengkapan kendaraan adalah setiap saat,utamanya akan banyak dihabiskan oleh sistem starter. Muatan listrik baterai akan berkurang bahkan habis apabila komponen kelistrikan kendaraan dihidupkan saat mesin mati.Dengan demikian agar baterai selalu siap pakai dalam arti muatannya selalu penuh, maka harus ada suatu sistem yang dapat mengisi ulang muatan. Nah sistem pengisian inilah yang mempunyai fungsi tersebut.Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar. Selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya. Arus yang dihasilkan oleh sistem pengisian adalah arus bolak balik. Padahal semua sistem dan komponen kelistrikan kendaraan memakai arus searah. Diodalah yang berfungsi menyearahkan arus bolak balik.

Ini adalah kumpulan SOP mengenai otomotif :

SAE J44 - Service Brake System Performance Requirements—Snowmobiles

SAE J1667 - SNAP-ACCELERATION SMOKE TEST PROCEDURE FOR HEAVY-DUTY DIESEL POWERED VEHICLES

SAE J366 - Exterior Sound Level for Heavy Trucks and Buses

SAE J1074 - Engine Sound Level Measurement Procedure

SAE J434 - (R) AUTOMOTIVE DUCTILE (NODULAR) IRON CASTINGS

SAE J994 - (R) ALARM—BACKUP—ELECTRIC LABORATORY PERFORMANCE TESTING

SAE J1287 -Measurement of Exhaust Sound Levels of Stationary Motorcycles

SAE J381 - (R) Windshield Defrosting Systems Test Procedure and Performance Requirements—Trucks,Buses, and Multipurpose Vehicles


Silahkan di download